
Adakah
Kaitan antara Kemaksiatan dengan Gempa Bumi?
Adakah
hubungan antara gempa bumi yang sering terjadi akhir-akhir ini dengan banyaknya
kemaksiatan, khususnya berkaitan dengan syahwat?. Seorang ulama Iran
Hojatoleslam Kazem Sedighi menyatakan ada. Dia menuturkan gempa bumi yang di
Teheran, Iran disebabkan banyak wanita yang tidak berpakaian dengan layak
sehingga membuat para pria tersesat, merusak kesucian mereka, dan menyebarkan
perzinahan di masyarakat. Akibatnya gempa bumi yang terjadi meningkat.
(sebagaimana yang dilansir web.orange.co.uk, Jumat 23/4/2010)
Pernyataan
Sedighi tersebut diprotes seorang pelajar di Amerika Serikat, Jen McCreight
dengan membuat Facebook yang diberi judul Boobquake. Dia ingin menunjukkan apa
yang dikatakan Sedighi itu salah. Tidak tanggung-tanggung, aksi ini mendapatkan
dukungan tiga ratusan ribu facebooker. Dukungan tersebut dimaksudkan untuk
menunjukkan sebanyak mungkin belahan dada wanita dan membuktikan bahwa payudara
tidak menyebabkan gempa bumi. Begituah kondisi zaman akhir, kemaksiatan banyak
mendapatkan dukungan.
“Pada
26 April nanti, saya akan menggunakan pakaian yang memperlihatkan belahan
dada,” ujarnya.
“Saya
mendorong semua wanita untuk bersama-sama, serta menunjukkan kekuatan
supranatural dari payudara mereka. Atau sekalian menggunakan pakaian minim,
jika itu dikatakan tidak layak,” lanjutnya yang dilansir okezone (Jum'at, 23
April lalu).
Dan
tidak disangka, tepat hari yang dijanjikan pendukung aksi seronok untuk
memperlihatkan belahan dada mereka, Senin (26/4) siang, gempa berkekuatan 6,5
Skala Richter terjadi di Taiwan sampai terasa ke Filipina.
Hubungan
Kemaksiatan Dengan Bencana Alam
Tentang
kaitan antara musibah dan kemaksiatan, Al-Qur'an dan Sunnah telah
menyinggungnya. Di samping menerangkan bahwa seluruh kejadian di muka bumi atas
izin dan kehendak Allah, Al-Qur'an dan Sunnah juga menerangkan adanya hukum
kausalitas terjadinya bencana alam, di antaranya gempa bumi.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ
"Tidak
ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah."
(QS. At-Taghaabuun: 11)
Dan
tiada satu musibah yang terjadi di muka bumi kecuali akibat dari kesalahan
mereka sendiri. Allah berfirman: (artinya) "Dan apa musibah yang menimpa
kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS.
Asy-Syura: 30)
Juga
firman Allah Ta'ala:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia.” (QS. Ar-Rum: 41)
Ayat
ini jelas menunjukkan bahwa maksiat mempunyai banyak akibat buruk yang akan
menimpa pelakunya dan keluarga pelakunya, atau menimpa masyarakat dan umatnya,
atau menimpa bumi, langit, lautan, hewan-hewan dan selainnya. Karenanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
العبدُ الفاجرُ يستريح منه العبادُ
والبلادُ والشَّجرُ والدوابَّ
"Seorang
hamba pelaku maksiat (kalau dia mati) maka para hamba, negeri-negeri, pepohonan
dan hewan-hewan ternak akan tenang dari (akibat maksiat) nya." (HR.
Al-Bukhari no. 6147 dan Muslim no. 950)
Bahkan
maksiat bisa memberikan pengaruh buruk pada suatu benda yang suci, sebagaimana
yang pernah menimpa Hajar Aswad. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda dalam hadits Ibnu Abbas:
نزل الحجر الأسود من الجنة وهو أشد
بياضا من اللبن فسودته خطايا بني آدم
"Dulu
hajar aswad turun dari surga dan warnanya lebih putih daripada susu, lalu dia
dibuat menjadi hitam oleh kesalahan-kesalahan anak Adam.” (HR. At-Tirmizi
no. 877 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi no. 695)
Lebih
khusus lagi dengan maksiat asusila, pornografi, dan perzinahan; Sunnah Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menerangkannya sebagai salah satu tanda dekatnya kiamat
dan menjadi sebab utama datangnya berbagai bencana alam, di antaranya gempa
bumi dan tanah longsor.
Dari
Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan
memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari
orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ
يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ
الزِّنَا
"Di
antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya
kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: . .
. merebaknya perzinaan." al hadits
Makna
"merebaknya perzinahan" adalah zina tersebar dan dianggap biasa
sehingga orang-orang yang berzina tidak lagi sembunyi-sembunyi karena banyaknya
orang yang melakukan zina. (Disarikan dari Fathul Baari)
Sesungguhnya
sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka
Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia
akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah
muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Beberapa
hadits lain juga menyebutkan gempa bumi menjadi tanda dekatnya kiamat. Seperti
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu berkata, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "tidak terjadi hari kiamat sehingga
dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, . . . ." (HR. Bukhari, no.
978).
Dan
dalam Musnad Imam Ahmad, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk-duduk
bersama para sahabatnya, di antaranya Salamah bin Nufail perawai hadits ini,
beliau menyebutkan sebuah hadits yang di antara isinya; "Sebelum
terjadinya kiamat akan terjadi kematian-kematian yang mengerikan, dan
sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi."
Beberapa
hadits di atas menunjukkan adanya korelasi antara dua tanda tersebut, bahwa
banyaknya perzinahan menyebabkan terjadinya banyak bencana, di antranya gempa
bumi yang keduanya menjadi tanda semakin dekatnya akhir dunia ini. Hal ini
diperkuat dengan beberapa riwayat yang disebutkan oleh Ibnul Qayim rahimahullah
dalam kitabnya Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’ berikut ini:
Ibnu
Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu
anhu, bahwasanya beliau dan seorang lagi masuk menemui ibunda ‘Aisyah radhiallahu
anha, lalu orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Beritahukanlah
kepada kami tentang gempa.” Ibunda ‘Aisyah menjawab: “Apabila mereka telah
memperbolehkan perzinahan, meminum khamer, memainkan alat musik, maka Allah
subhanahu wa ta’ala marah di langit-Nya dan berfirman kepada bumi:
'Bergoncanglah atas mereka!' Jika mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan
tersebut (berhentilah), jika tidak, maka hancurkanlah mereka!” Orang
tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah itu adzab atas mereka?” Beliau
menjawab: “Itu adalah peringatan dan rahmat bagi orang-orang beriman, dan
hukuman, adzab serta murka atas orang-orang kafir.”
Berkata
Anas radhiallahu anhu: “Aku tidak pernah mendengar hadis sepeninggal
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam yang lebih menyenangkanku
daripada hadis ini.”
Imam
Ahmad bin Hanbal rahimahullah meriwayatkan dari Shafiyyah radhiallahu
'anha, beliau berkata: “Bumi bergoncang di Madinah pada masa Umar radhiallahu
anhu, lalu beliau berkata: 'Wahai manusia! Ada apa ini? Alangkah cepat
penyimpanganmu! Kalau sekiranya bumi telah kembali seperti semula aku tidak
akan tinggal bersamamu di sana.'"
Berkata
Ka’ab rahimahullah, “Sesungguhnya terjadinya gempa bumi adalah
apabila dilakukan kemaksiatan di atasnya, lalu bumipun bergetar takut apabila
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahuinya.” (Sampai di sini keterangan Ibnul
Qayim).
Bahwa banyaknya perzinahan menyebabkan terjadinya banyak bencana, di
antranya gempa bumi yang keduanya menjadi tanda semakin dekatnya akhir dunia
ini.
Riwayat-riwayat
yang disebutkan Ibnul Qayim di atas diperkuat dengan beberapa hadits berikut
ini:
Dari
Aisyah radliyallaahu 'anha berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يكون في آخر الأمة خسف ومسخ وقذف قالت
قلت يا رسول الله أنهلك وفينا الصالحون قال نعم إذا ظهر الخبث
"Pada
periode akhir umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan muka dan
kerusuhan." Aisyah berkata, “saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah kami
akan binasa padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang shalih?” Beliau
shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, “ya, yaitu apabila telah tersebar
keburukan.” (HR. Tirmidzi. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Jami’ al
Shaghir 6/358 no. 8012)
Dari
Imran bin Husain, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
في هذه الأمة خسف ومسخ وقذف فقال رجل
من المسلمين يا رسول الله ومتى ذاك قال إذا ظهرت القينات والمعازف وشربت الخمور
“Pada
umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka, dan kerusuhan. Lalu
ada salah seorang dari kaum muslimin bertanya, “wahai Rasulullah, kapankah
terjadinya hal itu?” beliau menjawab, “Apakah di sana-sini telah banyak biduan
(penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar sudah biasa diminum.” (HR.
Tirmidzi. Dishaihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ al-Shaghir 4/103. No.
4119)
Kesimpulan
Sesungguhnya
alam raya ini tunduk di bawah perintah Allah, Tuhan dan pemilik alam semesta.
Apa yang Dia perintahkan, maka alam ini akan melaksanakannya dengan suka rela
atau terpaksa. Alam tidak bisa menolak ketentuan Allah Ta'ala. Mereka tidak
diberi pilihan untuk tunduk atau menolak keputusan Allah, berbeda dengan
manusia yang diberi pilihan untuk taat atau durhaka.
Allah
Ta'ala berfirman:
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ
دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا
قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
"Lalu
Dia (Allah) berkata kepadanya (langit) dan kepada bumi, 'datanglah kamu berdua
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa'. Keduanya menjawab, 'kami
datang dengan suka hati'." (QS. Fushilat: 11).
Bumi
tidak bergerak dan bergeser sehingga terjadi musibah gempa kecuali dengan
perintah dan izin dari Allah Ta'ala, penguasa alam semesta. Dan berdasarkan
hadits-hadits di atas, Allah tidak memerintahkan bumi untuk bergerak sehingga
terjadi gempa kecuali karena kemaksiatan manusia dalam bentuk umbar aurat dan
perzinahan. Wallahu a'lam bil shawab.
Allah tidak memerintahkan bumi untuk bergerak sehingga terjadi gempa
kecuali karena kemaksiatan manusia dalam bentuk umbar aurat dan perzinahan.
Oleh:
Purnomo
No comments:
Post a Comment