Masjid merupakan rumah
Allah yang mulia. Kemuliaannya mengalahkan seluruh bangunan buatan manusia di
muka bumi ini. Di dalamnya para hamba mendapatkan ketenangan dan kekhusyu’an.
Oleh karenanya ibadah yang paling agung berupa sholat disyariatkan di dalamnya.
Jika seseorang hendak
menghadiri undangan dari seorang pemilik hajat tentulah ia akan berusaha sebisa
mungkin untuk menghadirinya dengan penampilan yang baik, terlebih apabila
mereka adalah seseorang yang memiliki kedudukan yang tinggi. Kita pun akan
berusaha demikian, bahkan mengikuti aturan yang dibuatnya serta tidak
menyelisihi acara tersebut.
Yang lebih penting dari
itu semua, bagaimana kita memposisikan diri kita menghadiri seruan dari Allah
menuju masjid, karena kedudukan-Nya yang Maha Mulia. Allah dan rasul-Nya telah
menggariskan adab-adab untuk hal itu, di antaranya adalah:
1. Pergi dalam keadaan
berwudhu dari rumah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa bersuci
di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid)
untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah
kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan
derajatnya.” (HR. Muslim, no. 666)
2. Menjauhkan diri dari
bau tidak enak pada mulut dan badan, seperti rokok (yang haram) dan bau mulut
dari pete, jengkol, bawang atau semacamnya. Dalam hadits disebutkan,
“Barangsiapa yang makan tanaman ini -yaitu bawang-, maka janganlah dia
mendekati masjid kami.” (HR. Bukhari no. 853 dan Muslim no. 561).
3. Bagi pria, dianjurkan
untuk memperbagus diri (khudzu zinaatakum ‘inda kulli masjidin, artinya, “Wahai anak Adam,
kenakanlah perhiasanmu di saat engkau
berada di dalam masjid.”QS.
Al-A’raf: 31) dan memakai wangi-wangian. Sedangkan wanita dilarang memakai
minyak wangi ketika ke masjid dan tidak boleh wanita berhias diri berlebihan
(dandan menor) ketika keluar rumah. Inilah yang terlarang dalam ayat (yang
artinya), “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya.” (QS. An-Nur: 31).
4. Membaca doa ketika
keluar rumah: (1) BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAH LAA HAWLA WA LAA
QUWWATA ILLA BILLAH (artinya: dengan nama Allah, aku bertawakkal pada-Nya,
tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah); (2)
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA AN ADHILLA AW UDHOLLA, AW AZILLA AW UZALLA, AW
AZHLIMA AW UZHLAMA, AW AJHALA AW YUJHALA ‘ALAYYA (artinya: Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari
ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzalimi diriku
atau dizalimi orang lain, dari kebodohan diriku atau dijahilin orang lain).
5. Tidak menyela-nyela
jari ketika berangkat dari rumah menuju masjid hingga shalat dilaksanakan.
“Apabila salah seorang
diantara kalian wudlu di rumahnya kemudian ia pergi ke masjid, maka ia
senantiasa dalam keadaan shalat hingga ia kembali pulang ke rumahnya. Oleh
karena itu, janganlah ia melakukan melakukan seperti ini ! – Beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam memperagakan dengan menjalinkan jari-jemarinya
(tasybik)” [HR. Ibnu Khuzaimah no. 439, Al-Haakim 1/206, dan Ad-Daarimi no.
1446; shahih].
6. Jalan dengan tenang
dan tidak tergesa-gesa walau sedang telat.
فَاتَكُمْ فَأDari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian mendegar iqomah, maka berjalanlah
menuju shalat. Namun tetaplah tenang dan khusyu’ menuju shalat, jangan
tergesa-gesa. Apa saja yang kalian dapati dari imam, maka ikutilah. Sedangkan
yang luput dari kalian, maka sempurnakanlah.” (HR. Bukhari no. 636 dan Muslim
no. 602).
7. Ketika perjalanan
menuju masjid, hendaklah membaca do’a, “ALLAHUMMAJ’AL FII QOLBIY NUURON, WAJ’AL
FII LISAANIY NUURON, WAJ’AL FII SAM’IY NUURON, WAJ’AL FII BASHORIY NUURON,
WAJ’AL KHOLFIY NUURON, WA AMAMAAMIY NUURON, WAJ’AL MIN FAWQIY NUURON WA MIN
TAHTII NUURON. ALLAHUMMA A’ZHIM LII NUURON.” [Ya Allah, berikanlah cahaya di
hatiku, lisanku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di
atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya]” (HR. Abu Daud, no.
1353. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
8. Masuk masjid dengan
kaki kanan sambil membaca doa, “BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR
LII DZUNUUBI WAFTAHLII ABWAABA ROHMATIK.” (artinya: Dengan menyebut nama Allah
dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah
padaku pintu rahmat-Mu).
9. Mengucapkan salam
ketika masuk masjid dengan suara yang didengar oleh orang sekitar.
10. Mengerjakan shalat
sunnah tahiyyatul masjid dua raka’at. Dalam hadits disebutkan, “Jika salah
seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sampai melakukan
shalat dua raka’at.” (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Memilih shaf pertama
untuk laki-laki dan memilih shaf sebelah kanan jika mudah.
12. Setelah shalat
tahiyatul masjid, duduk menghadap kiblat dan mengisi waktu dengan: (a) membaca
Al-Qur’an Al-Karim, (b) membaca dzikir, atau (c) memperbanyak doa karena doa
antara azan dan iqamah adalah di antara doa yang mustajab.
13. Menunggu shalat dan
tidak mengganggu orang lain. Orang yang menunggu shalat akan senantiasa
mendapat doa para malaikat dan dianggap telah berada dalam shalat.
14. “Jika sudah
dikumandangkan iqamah, maka tidak ada shalat kecuali shalat wajib.” (HR.
Muslim)
15. “Tidaklah keluar
dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau orang yang ada keperluan
dan ingin kembali lagi ke masjid.” (HR. Ad-Darimi, hasan)
16. Ketika keluar
masjid, keluar dengan kaki kiri lalu membaca doa ketika keluar masjid,”
BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR LII DZUNUUBI WAFTAHLII
ABWABAA FADHLIK.” (artinya: Dengan menyebut nama Allah dan salam atas
Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu
karunia-Mu).
Referensi: Shalat
Al-Mu’min. Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani. Penerbit Maktabah
Al-Malik Fahd. hlm. 540-545
Semoga kita bisa
mempraktikannya. Wallahu waliyyut taufiq.
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/13922-sudah-amalkan-adab-pergi-ke-masjid.html

“Jika kalian mendegar iqomah, maka berjalanlah menuju shalat. Namun tetaplah tenang dan khusyu’ menuju shalat, jangan tergesa-gesa. Apa saja yang kalian dapati dari imam, maka ikutilah. Sedangkan yang luput dari kalian, maka sempurnakanlah.” (HR. Bukhari no. 636 dan Muslim no. 602).
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/13922-sudah-amalkan-adab-pergi-ke-masjid.html
No comments:
Post a Comment