Sunday, November 20, 2016

Tak akan mati sebelum habis jatah rezeki




إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Segala puji hanya milik Allah rabb alam semesta, yang maha pengasih lagi maha penyayang. Rabb yang senantiasa hadir menemui hamba – hambanya yang dekat dan selalu mengingatNya. Marilah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SUbhanahu Wa  Ta’ala dengan senantiasa mensyukuri setiap rezeki dan nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Kemudian shalawat beserta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada nabi Allh Muhammad saw, beserta para sahabatnya dan keluarganya.
Ikhwanie fiddien Rahimakumullah
Syaikh Shalih al-Maghamisi dalam sebuah ceramahnya menceritakan, ada seorang lelaki yang jatuh ke dalam Sumur. Ia pun berteriak minta tolong. Orang –orang mendengar teriakannya, lalu berhasil mengeluarkan orang itu dari sumur dalam keadaan selamat. Seseorang menyodorkan kepadanya segelas susu untuk diminumnya dan menenangkan keadaannya.
Setelah keadaannya tenang, orang-orang bertanya .”Bagaimana bias Anda jatuh ke dalam sumur?
Mulailah orang itu bercerita, lalu ia berdiri di bibir sumur untuk mempraktekkan kronologi saat ia terjatuh kedalam sumur. Qodarullah tanpa sengaja orang tersebut jatuh lagi ke dalam sumur dan akhirnya mati.
Begitulah, orang itu di selamatkan oleh Allah karena masih tersisa jatah rezekinya di dunia, yakni satu gelas susu untuknya. Maka setelah jatah rezekinya disempurnakan untuknya, ia terjatuh di tempat yang sama kemudian mati.
Ikhwani fiddin Arsyadakumullah.
                Pesan dari kisah ini adalah bahwa rezeki seseorang telah ditetapkan dengan kadar tertentu. Maka tidaklah pantas seseorang merisaukan rezekinya di dunia. Karena jatah rezeki seseorang tidak akan terkurangi dan tertukar denganorang lain. Cukup bagi seseorang untuk mengoptimalkan ikhtiar dan sebab, sedangkan pemberi rezeki adalah Allah. Tak ada rezeki yang akan tercecer dan seseorang tidak akan mati sebelum menghabiskan jatah rezekinya di dunia.
                Allah memberikan jaminan rezeki bagi manusia, sebagaimana Allah telah menjamin rezeki bagi makhluk hidup lainnya seperti hewan. Allah berfirman
وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ في الأَرْضِ إلا على اللهِ رِزْقُها وَ يعلمُ مُسْتقرَّها و مُستَوْدعها كل في كتاب مبين
“ Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang member rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulisdalam kitab yang nyata. (Q.s Hud : 6).
Ikhwani Fiddin Arsyadakumullah
Tak ada yang mampu menghalangi sampainya rezeki seseorang jika memang itu jatahnya. Begitupun tak ada suatu usaha atau pertolongan seorang pun yang mampu menyampaikan rezeki kepada seseorang jika memang bukan bagiannya. Karena Allah yang memiliki maha kuasa dan kewenangan Untuk membagi rezeki kepada semua makhlukNya.
Untuk itu, tak selayaknya seorang msulim mencari rezeki dengan cara – cara yang haram. Karena toh, usaha haramnya tak menambah sedikitpun dari total rezeki yang ditetapkan Allah untuknya. Sedangkan ia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan di dunia.
Karena Allah yang berhak menetapkan kadar rezeki manusia, maka Allah hanya memerintahkan manusia untuk mencari karunia Allah dan mengelola apa yang Allah anugerahkan sesuai dengan kehendak-Nya. Dan kelak, seseorang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat, darimana ia mendapatkan harta tersebut dan untuk apa ia gunakan.
Semoga kita semua dapat terhindar dari kufur terhadap nikmat allah dan mudah – mudahan Allah menjadikan kita sebagi Ahlu jannah dan di ridhoi oleh Allah azza wa jalla.  

Sumber : majalah Ar-Risalah edisi 180 bulan Sya'ban - Ramadhan dengan sedikit perubahan.

No comments:

Post a Comment