إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Segala puji hanya milik Allah
rabb alam semesta, yang maha pengasih lagi maha penyayang. Rabb yang senantiasa
hadir menemui hamba – hambanya yang dekat dan selalu mengingatNya. Marilah
senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SUbhanahu
Wa Ta’ala dengan senantiasa mensyukuri
setiap rezeki dan nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Kemudian shalawat beserta salam
marilah senantiasa kita haturkan kepada nabi Allh Muhammad saw, beserta para
sahabatnya dan keluarganya.
Ikhwanie fiddien Rahimakumullah
Syaikh Shalih al-Maghamisi dalam
sebuah ceramahnya menceritakan, ada seorang lelaki yang jatuh ke dalam Sumur.
Ia pun berteriak minta tolong. Orang –orang mendengar teriakannya, lalu
berhasil mengeluarkan orang itu dari sumur dalam keadaan selamat. Seseorang
menyodorkan kepadanya segelas susu untuk diminumnya dan menenangkan keadaannya.
Setelah keadaannya tenang,
orang-orang bertanya .”Bagaimana bias Anda jatuh ke dalam sumur?
Mulailah orang itu bercerita,
lalu ia berdiri di bibir sumur untuk mempraktekkan kronologi saat ia terjatuh
kedalam sumur. Qodarullah tanpa sengaja orang tersebut jatuh lagi ke dalam
sumur dan akhirnya mati.
Begitulah, orang itu di
selamatkan oleh Allah karena masih tersisa jatah rezekinya di dunia, yakni satu
gelas susu untuknya. Maka setelah jatah rezekinya disempurnakan untuknya, ia
terjatuh di tempat yang sama kemudian mati.
Ikhwani fiddin Arsyadakumullah.
Pesan
dari kisah ini adalah bahwa rezeki seseorang telah ditetapkan dengan kadar
tertentu. Maka tidaklah pantas seseorang merisaukan rezekinya di dunia. Karena
jatah rezeki seseorang tidak akan terkurangi dan tertukar denganorang lain.
Cukup bagi seseorang untuk mengoptimalkan ikhtiar dan sebab, sedangkan pemberi
rezeki adalah Allah. Tak ada rezeki yang akan tercecer dan seseorang tidak akan
mati sebelum menghabiskan jatah rezekinya di dunia.
Allah
memberikan jaminan rezeki bagi manusia, sebagaimana Allah telah menjamin rezeki
bagi makhluk hidup lainnya seperti hewan. Allah berfirman
وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ في الأَرْضِ إلا على
اللهِ رِزْقُها وَ يعلمُ مُسْتقرَّها و مُستَوْدعها كل في كتاب مبين
“ Dan tidak ada
suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang member rezekinya dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulisdalam kitab yang nyata. (Q.s Hud : 6).
Ikhwani Fiddin Arsyadakumullah
Tak ada yang mampu menghalangi
sampainya rezeki seseorang jika memang itu jatahnya. Begitupun tak ada suatu
usaha atau pertolongan seorang pun yang mampu menyampaikan rezeki kepada
seseorang jika memang bukan bagiannya. Karena Allah yang memiliki maha kuasa
dan kewenangan Untuk membagi rezeki kepada semua makhlukNya.
Untuk itu, tak selayaknya seorang
msulim mencari rezeki dengan cara – cara yang haram. Karena toh, usaha haramnya
tak menambah sedikitpun dari total rezeki yang ditetapkan Allah untuknya. Sedangkan
ia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan di dunia.
Karena Allah yang berhak
menetapkan kadar rezeki manusia, maka Allah hanya memerintahkan manusia untuk
mencari karunia Allah dan mengelola apa yang Allah anugerahkan sesuai dengan kehendak-Nya.
Dan kelak, seseorang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat, darimana ia
mendapatkan harta tersebut dan untuk apa ia gunakan.
Semoga kita semua dapat terhindar
dari kufur terhadap nikmat allah dan mudah – mudahan Allah menjadikan kita sebagi
Ahlu jannah dan di ridhoi oleh Allah azza wa jalla.
Sumber : majalah Ar-Risalah edisi 180 bulan Sya'ban - Ramadhan dengan sedikit perubahan.
No comments:
Post a Comment